Drug Free Community

Memanusiakan Manusia Indonesia


Tinggalkan komentar

Ampuni Kami Pahlawan…

Darahmu merah tertumpah di seantero persada…
Teriakmu pekik Merdeka menggelegar jagad raya…
Bukan untuk dirimu kau pertaruhkan raga dan jiwa…
Tapi untuk kami anak cucumu yang tak pernah kau lihat…

Ampuni kami kotori Negeri yang telah engkau berikan…
Ego kami mencabik-cabik Merah Putih yang engkau perjuangkan…
Ampuni kami yang hancurkan Kebanggaan dalam getar-getar nadimu…
Keserakahan kami meleburkan kesucian dan ketulusanmu…

Kami selalu pertanyakan apa yang Negeri ini berikan pada kami…
Sedangkan kami sendiri terlalu sedikit mencintai Ibu Pertiwi…
Mengambil segala yang dikandungnya tanpa perlu harus mengabdi…

Kami selalu menuntut apa yang seharusnya Negara pertanggungjawabkan…
Berteriak lantang berkata bahwa kami adalah korban…
Sedangkan kami sendiri terlalu malas bangkit dari keterpurukan…

Ampuni kami Pahlawan…
Harum mewangimu tak mampu kami jaga…
Merah Putih darah dan semangatmu tak mampu kami kobarkan…

Ampuni kami Pahlawan…
Dari Sabang sampai Merauke tak mampu kami indahkan…
Sumpah Pemuda tekad dan janjimu tak mampu kami pertahankan…

Ampuni kami Pahlawan…
Kami cuma Anak Bangsa yang hanya bisa menuntut…
Engkau Pejuang Besar membela Harkat dan Harga Diri Bangsa…
Sedang kami hanya kumpulan manusia-manusia pengecut…

Surabaya, 17 Agustus 2010


Tinggalkan komentar

Tukang Sapu Vs. Pecandu

Siang di pinggir jalan depan kantor…
Lelaki muda memegang sapu membersihkan jalanan…
Menjumput daun demi daun memilah dari debu…
Terik raksasa sinar tak membuat mereka manja…
Beban hidup tak goyahkan untuk tetap bertahan…
Sekedar rupiah untuk terus jalani waktu…

Lelah tampak dalam bulir peluhnya…
Basahi legam kulit yang terbakar matahari…
Sandarkan tubuh sejenak melepas penat…
Mencoba menghibur diri dalam mimpi menjelang petang…
Menunggu jemputan menghantar kembali pada sanak keluarga…
Lelaki itu miskin… tapi dia tidak mencuri…

Lelaki-lelaki dengan bahu memanggul sampah kota…
Berjuang hidup di antara gemuruh mobil mewah…
Masih terdengar sesekali canda mereka…
Getir hidup di tengah kemewahan dan keserakahan…
Lelaki-lelaki itu tetap bertahan tidak mencuri…

Miskin bukan alasan untuk kalah…
Miskin bukan alasan untuk berputus asa…
Miskin bukan alasan boleh mengambil yang bukan haknya…

Pernahkah seorang pecandu sejenak berpikir…
Berapa banyak harta bagai sulap lenyap tanpa bekas…
Hanya untuk memanjakan kenikmatan diri sendiri…
Bahkan untuk sejenak kenikmatan mereka juga mencuri…

Berapa banyak harta bilakah untuk berbagi dengan mereka…
Mengundang senyum dan bahagia si tukang sapu…
Pernahkah seorang pecandu sejenak berpikir…
Untuk apa dia hidup????

Surabaya, 6 Agustus 2010