yang jelas saya ngga akan menghindarinya.. mau seperti apapun setiap orang pasti punya sisi kehidupan yang berbeda satu sama lain, karakter berbeda dan lainnya.. tinggal gimana kitanya aja ikhlas ngga dalam berhubungan sama orang lain (terutama dalam berteman). kalau bersaudara sih.. we share the same blood.. dan ikatan itu ngga akan pernah lepa.. jadi ya saya akan tetap memperlakukan mereka seperti biasa seperti saya memperlakukan orang2 di sekitar saya .. tidak diistimewakan tapi juga tidak dipinggirkan
(Laki-laki, mahasiswa, 22 tahun)
dbwa ketempat ODHA.supaya ga ngrasa terkucil.tetep d kasih semangat untuk menikmati sisa hidupnya.di bawa ke pemuka agama,biar lebih deket ma yang maha kuasa..intinya jgan d jauhi,walau sbnrnya hati ngmng takut ketularan.tp mreka jg pnya hak untuk bersosialisasi.
(Perempuan, sarjana, 23 tahun)
bila ada saudara,tetangga ataupun teman yang teridentifikasi HIV/AIDS aku akan berusaha untuk tetap menjalin hubungan sewajarnya.tanpa diskriminasi bahkan bila diperlukan aku akan memotivasinya untuk tetap melawan penyakitnya.atau setidaknya memotivasi dirinya untuk memanfaatkaan sisa hidupnya untuk ibadah dan mohon pengampunan pada Allah.sebab aku yakin dia pasti sangat menderita lahir maupun bathin atas apa yang menimpanya.kira2 begitulah sikapku pada ODA.
(Laki-laki, diploma III)
Menurt qu, sikap nya biasa ja n normal ja,. dak ush dijauhin, coz, dak bakal nuler,. kec, klo berhub kelamin, donor darah, make jarum suntik yg sama, Ludah/air seni/darah dy kena ke luka qta, pokonya yg berhub langsung ke dlm tubuh,. tp selain itu dak bakal nuler kok,. hohohoho,.
Lagipula, org seperti mereka sm kok kyk qta klo lg skit,. butuh perhatian, n jgn jijik/aneh ngeliat dy,. Ohohohoho
Aq tau,. coz, punya pengalaman dengan temanqu,.
(Perempuan, mahasiswa, 19 tahun)
menrtq wlpn ad yg trkena HIV y qt hrus bsa mensuport dia gk mlah menjauhin,,qt bri msukan untk dia untk gk melakukan perbuatn yg merugkn drny qt membri suatu dorngn kalau dia bsa smbuh dan gk bleh ptz asa,untk jalani hdup,
(Laki-laki, mahasiswa, 23 tahun)
menanggepi pesan yg masuk lewat DFC, jawabanku simple, langsung kasihan ama kerabat terdekatnya.sesuai yg udah2 aku temuin banyak harapan Pupus dr pihak keluarga
(Laki-laki, 26 tahun)
sikap yang akan saya lakukan adalah tetap memberi semangat kepada orang terdekat kita tersebut bila mereka terinfekSI HIV/AIDS, karena yang terlintas dalam benak saya adalah, kita hanya harus menjauhi virusnya bukan penderitanya. Dan mungkin suntikan semangat agar tetap menjalani hidup lebih berguna daripada kita berlomba2 untuk mencemooh mereka. karena di mata Tuhan kita semua sama.
(Laki-laki, 20 tahun)
i’m suprised, but in this situation i have to give support to them,,,because dead doesn’t depend of HIV /AIDS,but depend on ALLAH SWT,,,
i think that all from me,,
(Perempuan, mahasiswa, 22 tahun)
tetap memberi kesempatan bersosial seperti orang umum lain yg tidak sebagai ODHA dengan catatan kita ketahui secara pasti perihal cara-cara penularan HIV/AIDS serta sedapat mungkin membantu mereka yg ODHA untuk tetap bersemangat hidup dengan bergaul dan berkegiatan bersama Alasan : setiap orang tidaklah pernah berkeinginan untuk menjadi ODHA
(laki-laki, SLTA, 28 tahun)
saya sllu biasa z cz saya anggp smwx sm… saya g prnh ngjwhn org mngdam pxkt appun cz saya sbgai kader kshtn rmja sring mnghdpi mrka. .
(Laki-laki, pelajar, 15 tahun)
pengidap AIDS d skitar sy?? pertama memang horor rasanya krn sampe skrg tak dtmukn obtny. kmungkinan tnp sy sadari n otomatis sy akn jg jarak. stlh adaptasi mgkn tdk se extrim tu. krn mnrt sy AIDS tdk mnular hny jabat tgn, ngbrl, kringtny, ldahny,… (ndak iyo?) …q jg ga pernah mbyangin da AIDS d sktrq. tu biasany da d tipi. gt
(Perempuan, mahasiswa, 25 tahun)
Saya akan bsikap bsahabat dan tidak menjauhi mreka,karna saat mereka mengetahui akan hal tsebut mereka akan sangad down dan mbutuhkan support dari org2 tdekatnya.
Bsikap mengucilkan,membuang bahkan mencemooh mereka bagi saya sangad tidak adil karna saat mereka mengetahui tkena hiv/aids saja sudah sangad mbuat mreka tpuruk apa lg kalo kita bsikap dmikian thadap mreka.
Org2 yg tkena hiv/aids sangad mbutuhkan kepedulian, semangad dan kasih sayang dari kita smua keluarga,kerabat dan sahabat2nya
(Laki-laki, 25 tahun)
pasti gw bakal sedih, terpukul mendengarkan berita itu tp berpikir realitis aja. gmana dengan dy… gw tetap jaga komunikasi sama dy (berteman baik) dengan tidak mendiskriminasikan karna kita semua sama… manusia, punya ikhlaf ! tetapi tetep jaga jarak agar tidak tertular dengannya (ex : klo pacar Qta ODHA masa kita hubungan seksual juga dan hal negatif lainnya tar ketular donk) tetapi tetap mendukungnya untuk dapat berbuat hal yag lebih baik dan membangkitkan semangat hidupnya kembali.
(Perempuan, mahasiswa, 18 tahun)
sy akan memberikan motivasi unt mrk bhw semangat hdp adl obat yg plg manjur unt kesembuhan penyakit mrk
(Perempuan, sarjana kedokteran, 25 tahun)
Mnurut saya permasalahn narkoba n aids adlah sangat srius.alhamdulillah sampai saat ini lum ada dr slh satu anggota kluarga yg brususan dngan diatas.namun ketika ada mngkin langkah awal adalh pndekatan trhadap korban.ya kl blh dbilang curhat lah.slalu ksh smngat n pengertian ajja madya.tp jg g lupa konsultasi dokter dunk …
(Laki-laki, mahasiswa, 24 tahun)
Secara Jujur, sikap saya tentunya akan berbeda tergantung pada siapa yang teridentifikasi sbb :
1) saudara / orang2 yang bener dekat, saya akan mensupport mereka dengan apa yang saya punya. Apabila butuh materi, saya akan support materi. Namun yang terpenting adalah support secara mental dan moral terhadap mereka, supaya mereka bisa menjalani hari-hari yang berat itu dengan sikap yang tak putus asa. Dorong mereka untuk bisa menikmati hidup dengan lebih baik. Tentunya dengan kehati-hatian, jangan sampai terjadi penularan.
2) Tetangga atau orang lain yang tidak punya hubungan khusus, saya akan mengambil jarak yang cukup jauh. Biarlah porsi ‘peran’ menjadi milik orang2 terdekat mereka. Namun yang pasti, jangan pernah menghakimi mereka.
Mungkin yang bisa saya lakukan saat ini adalah support tenaga, pikiran, dan materi (sebatas budget yang akan saya tentukan) terhadap ‘Komunitas-Komunitas YANG BENAR-BENAR JELAS’ baik secara Organisasi, Visi, Misi, dan Pertanggungjawaban. Karena saya menyadari bahwa Komunitas seperti inilah yang bisa membuat Hidup lebih Berarti.
(Laki-laki, pengusaha, 38 tahun)
penderita HIV/AIDS adalah manusia juga, kita tidak boleh membedakan mereka,beri mereka semangat untuk hidup yang lebih baik di masa mendatang.
LET’S FIGHT AGAINTS DRUGS
(Laki-laki, mahasiswa, 25 tahun)
L luv them like I luv my self
(laki-laki, 30 tahun)
Saya biasa2 aja soalnya orang yg menderita HIV/AIDS bukan kita jauhi tapi harus kita beri semangat dan pengalaman mereka bisa kita jadikan pelajaran agar kita juga tidak sampe menderita penyakit tersebut…
(Laki-laki, pelajar SMP)
Kl menurutku, bila org dketku sakit hiv aids… Lebih baik dia disuntik mati aja, biar dia (penderita) gak mengalami penderitaan fisik maupun psikis.. fisik (jelas sakit banget kan), psikis (jd bahan hinaan)
(Perempuan, SMA, 22 tahun)
penderita HIV/AIDS bkn untuk di kucilkan.. tetapi seharusnya kita memberi suport kepada mereka si penderita agar mereka semangat dalam melawati hidupnya yang telah terinfeksi HIV/AIDS..
(Laki-laki)
Mereka sudah sgt terpuruk saat tau bhw mrk ODHA. Jd sedapat mungkin jgn membuat mrk semakin terpuruk dg sikap qta. Qta tetap berhubungan baik dg mrk, dan terus memberikan support agar mrk tetap optimis menjalani hidup..Siapa lg yg mrk miliki selain qta, org2 terdekatnya…??!
(Perempuan)
Aku share ya tentang seorang teman, sahabat bahkan sudah aku anggap seperti adikku. meski dalam pertemanan yang sudah demikian depat, aku hanya bisa memberikan masukan sepantasnya saja, tanpa mau mencampuri urusannya terlalu jauh. Aku mengenal dia sebagai pemuda yang santun,tidak sombong dan tentu secara finansial dia sangat berlebihan dalam soal … Lihat Selengkapnyamateri. dulu yang kutahu dia memang pemakai narkoba dari berbagai jenis, mulai putaw, shabu2, inek bakhan mungkin yang lainnya juga. tak pernah kutahu kalo dia ternyata juga penikmat seks bebas.
setahun sebelum aku bertemu di rumah sakit itu, dia masih sangat gagah. aku ngga tahu kalo dia terbaring di rumah sakit dengan keadaan yang sudah sangat memprihatinkan. tubuhnya kurus, wajahnya 10 tahun jauh lebih tua dari usianya.untunglah ia masih mengenaliku. kami bersalaman. karena bukankah penularan penyakit itu tidak melalui sentuhan tangan? yang ada di kepalaku saat itu hanya: tetap bersikap sebagai mana seorang teman dan orang yang ia anggap “mbak”. kami bercakap-cakap dan aku berusaha membesarkan hatinya dengan memintanya untuk sabar dan terus berdoa diberi kekuatan dan kesembuhan. mungkin selama 1 jam kami ngobrol, membahas yang ringan-ringan.
aku berusaha tidak menampakkan wajah kaget. ya kupikir sebagai teman aku harus bantu dia agar tetap semangat untuk hidup dan berdoa demi kesembuhannya.setelah itu aku tak mendengar kabarnya dengan jelas. selentingan kabarnya, kalo kondisi membaik dia bisa pulang ke rumah. dan jika drop dia cepat2 dibawa ke rumah sakit. ini sudah 2 tahun setelah pertemuan di rumah sakit itu. sebetulnya saat itu aku juga sedang dirawat di rumah sakit yang sama.semoga ia masih mampu bertahan dan aku terus mendoakan demi kesembuhannya. (kepanjangan ya…)
(Perempuan, Sarjana, 45 tahun)
Catatan:
Pernyataan di atas adalah pendapat dari anggota group DFC… bukti bahwa stigma buruk tentang ODHA tidak selalu benar… masyarakat kita cukup bijak bila mereka memahami…
Tugas kita terus memberikan pemahaman…
disunting Mila Machmudah Djamhari, S.Sos.